Aku mendorong pantatku ke depan, pahaku mengejang menahan sesuatu yang bakal kukeluarkan.“Cenit” kataku sambil mencengkram rambutnya. Aku memandang ke atas. Bokep SMA Nanti Cenit kusuruh keluar, ya!”Aku hanya mengangguk mengiyakan, gadis itu pun bangkit dan berlalu dari hadapanku. Dengan rakus kukulum buah dada besar Cenit sepenuh mulutku. ‘Biar aja nggak tidur semaleman besok kamu kan nggak kerja, tidur aja sepuasnya di sini.Setengah jam kemudian kami masih ngobrol di ruang tamu. Kalo enak ngapain juga di berhentiin” bisik Liani seolah hendak menghapus keraguanku.Maka aku pun meneruskan lagi, kali ini dengan irama yang lebih cepat dan tak lama kemudian creettcretttt sambil menekan aku keluarkan air maniku di dalam kemaluan Liani yang mencengkram erat itu. Paha dan pantat mulusnya nampak gemulai ketika ia melangkah. Sepertinya aku memasukkan tanganku ke seember lumpur yang hangat. Terang saja aku pun semakin keenakan.Diam beberapa saat menahan tekanan, dia pun mengendurkan dan memulai lagi gerakan naik turunnya. Nanti Cenit marah..” katanya berbasa-basi.“Dia marah kalau aku tidak menayangimu juga.”“Kamu bisa aja, Kak!”










