Aku pun mendapat ide untuk merekam persetubuhanku dengan Aisya, sang akhwat alim itu. Bokep Indo Ia pun mulai meraung mencari kenikmatan sejatinya. Seorang guru psikologi yang alim dan berjilbab panjang dengan ikhlas tengah memelukku untuk mendapatkan kehangatan birahi dariku. Mata nan indah itu tiba-tiba menjadi sayu seperti orang yang hilang kesadarannya. Aisya pun menurut saja ketika aku menyandarkan tubuhnya ke dinding, pipinya yang merah benar-benar menggodaku untuk langsung mengecupnya dengan lembut. “Mau ke mana, Bu ?” Aku selalu memanggilnya dengan panggilan Bu Aisya, selain sebagai rasa hormat, juga untuk menyingkirkan perbedaan umur yang cukup jauh di antara kami berdua. Bedanya kami tidak berada di ranjang yang empuk, tapi sedang bersandar di kebun belakang Ruang Guru tempat kami bekerja. Aisya begitu menikmati pengalaman pertamanya bersetubuh denganku, tak heran kalau ia bisa secepat itu mencapai orgasme. Deras sekali hujannya, nggak berhenti berhenti dari tadi siang.”
Sembari mendengar suaranya yang merdu, mataku sedikit melirik ke arah dadanya yang sedikit membusung.




















