Dan hebatnya lagi, Ana langsung bangkit dari dadaku.“nova.., sudah malam.., aku pulang dulu..”
Aku cuma melongo tapi tak mampu untuk bangkit apalagi mencegahnya, mataku berkunang-kunang saat Ana selesai berpakaian, dan akupun tertidur karena kecapaian.Aku terbangun saat jam menunjukkan pukul empat pagi. Bokep Tobrut Saat kulihat selembar kertas tertempel di kaca hias. “Mas mau makan di mana ?”, kudengan suara Sari yang sekamar dengan Noni. Begitulah kira-kira instruksi singkat yang kudengar samar-samar di telingaku.Tiba-tiba, “Sutt.., srrruuutt..”, tak tahu apa yang dilakukan dengan pinggulnya, yang jelas gerakannya membuat tulang-tulangku serasa lolos sampai sunsumnya. “Heh bukan gitu nanyanya”, kataku. Sari, pramugari angkatan 24 meleburkan lamunanku.“Teh, kopi apa susu Mas?”. Kunyalakan air di bath up. “Panggil aja Ana jangan pake Mbak, o iya coba tebak umurku berapa..”
“Engng.., dua lima”, kataku. Di balik kertas itu dia meninggalkan nomor telepon rumahnya.Dan lima hari tugas di Tarakan hampir setiap malam hal yang sama terjadi, namun kami melakukannya di lain hotel di kamar nomor 13.










