“Nah, begitu kan yahud. Vidio Sex Siapa bilang kamu sudah boleh keluar?! Nanti dulu, manis!”
Wah, kacau! Aku sedikit menggigil kedinginan hanya berpakaian dalam di ruangan yang ber-AC ini. Kututup payudaraku dengan tanganku, tapi Adolf menepiskannya. Betapa perih ketika “kepala meriam” itu terus masuk ke dalam liang kewanitaanku, yang belum pernah sekalipun merasakan jamahan laki-laki.Aku mencoba memberontak sekuat tenaga lagi. Setelah itu, jepret sana, jepret sini, lima gaya sudah aku berpose dan dipotret. Akan tetapi biarlah, karena aku sejak kecil selalu mengidam-idamkan ingin menjadi foto model.Dengan perlahan-lahan kutanggalkan blus dan celana panjangku. Aku meronta-ronta kesakitan. Aku baru saja bangun tidur. Semua pelamar yang sudah dites keluar lewat pintu lain. Mungkin mereka kagum melihat kecantikan wajahku dan kemolekan tubuhku. Memang sih, kupikir-pikir aku memenuhi syarat-syarat yang diminta. Kubolak-balik halaman-halaman surat kabar. “Nah, sudah selesai sekarang.” Aku merasa lega. Teman-temanku bilang aku perpaduan antara Desy Ratnasari dan Maudy Kusnadi.




















