Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku. Bokep China Veggy’nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semak-semak. Alangkah sedihnya Anisa malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Anisa mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang “keluar” dan oh, oh..oh..muncratlah air maniku dilubang ‘Ms. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Veggy’nya, dan menekannya dalam-dalam. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan rombongan di depan. ” Jangan dikeluarin lho?!” pintanya lagi. Veggy’nya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa (saya memanggilnya Anisa) yang terkenal galak dan judes itu dan anti cowok! Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula!
