Aku hanya menurut dan tak bergerak. Bokep Cina Hari sudah sore aku harus cepat sampai di rumah. Gerakanku semakin kencang, cepat, dan tidak teratur.“Terus Dig, lebih cepat lagi… terus lebih cepat lagi Dig, terus.”Gerakanku semakin cepat. Kuturunkan CD-nya perlahan, kulihat sekilas rumput kecil yang menutupi celah surganya. Kami berdua mendesah. Aku hanya menurut dan tak bergerak. Sesekali aku mencium bibirnya, sesekali tanganku mempermainkan bibir dan buah dadanya.“Ah… ah… ah, ah… oh!” Nafasnya memburu.“Ah Dig… ah… ah… ooowww!” Dia berteriak kecil, matanya sedikit melotot dan kemudian dia kembali tersenyum. “Dig, terus… kamu mulai pintar…” Aku tak peduli, aku terus bergerak naik turun. Walaupun mataku tertuju ke pesawat televisi, tapi aku dapat melihat dengan jelas betapa dia dengan santainya membuka baju seragam kuliahnya, jantungku berdebar keras. Bahkan aku selalu berkhayal aku ada di dekat dia setiap aku dekat dengan perempuan.
