“Kamu sudah makan Zainal? Bokep Mom Dengan serta merta ditariknya celana pendek dan celana dalamku sekaligus disertai hembusan nafas beratnya yg makin menggebu. Kedua tanganku memegang kedua payudaranya dari belakang badannya. Mungkin karena malu Indah segera melepaskan cubitannya. Aku ke Banjarmasin ini juga karena dia mau mengunjungi istri dan anaknya di Jakarta”, jawabnya pelan. Rasanya ada sesuatu yg hilang, tapi entah apa itu. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 5.42 pagi. “Memangnya kamu sudah kenal, Zainal?”, tanyanya. “Mana bisa aku menolak dibawah ancaman cubitannya Mbak”, jawabku bergurau. “Mana bisa aku menolak dibawah ancaman cubitannya Mbak”, jawabku bergurau. “Zainal, katamu kamu belum pernah punya pacar, benarkah?”, tanyanya yg langsung kujawab dengan anggukan sambil meniup kopi panasku agar agak dingin.




















