Satu dua detik Marta pun sempat terkejut dan terdiam melihat situasi ini. Dia menyadari keadaan yang saat ini berbalik tak menguntungkan buatnya. Bokep India Tepat saat itu juga Marta memelukku erat sekali, mengejang, dan menjerit, “Aahhh”. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh penisku telah ada di dalam vaginanya. Tak ayal, sepersekian detik itu pula Marta meronta-ronta. “Kamu ngapain nyamperin saya?! Jawabanku yang penuh kegamangan itu malah membuat Marta makin naik pitam. Tak menunggu lama, kubuka kemejaku. “Saya bilangin kamu ke Vina, pasti saya bilangin!” katanya setengah berteriak. Aku buka kaos Marta, kemudian BH-nya, Marta menurut. Tak menunggu lama, kubuka kemejaku. Dia terduduk di sofa, aku di atasnya dengan posisi mendudukinya namun berhadapan. Tangan kanannya masih dalam kondisi tercengkeram dan ditekan ke sofa, tangan kirinya hanya mampu menggapai-gapai wajahku tanpa bisa mengenainya, mulutnya tersekap. Dan, kepala penisku pun masuk perlahan. Aku kehilangan keseimbangan, aku tak ingin terjatuh ke belakang, kuraih tangannya yang masih tergapai saat mendorongku.




















