Terlebih kebutuhan anaknya yang semakin beragam, belum lagi dengan usia mbak Ratih tentu akan sulit dalam mencari pekerjaan baru.Aku memasukan kembali uanga itu ke dalam saku celanaku, kemudian kuraih kedua lengannya, kuangkat tubuh mbak Ratih sehingga kami sama-sama berdiri.“Sebetulnya Adam juga sayang sama mbak Ratih ga mau mbak Ratih pergi…mbak Ratih sudah kuanggap seperti kakakku sendiri…makasih ya mbak …” ucapku.Mbak Ratih hanya tertunduk dan terdiam.“Kog diam mbak, kata kata Adam ada yang salah ya?” tanyaku.Mbak Ratih masih saja terdiam saat itu. Vidio Porno Dilain sisi mbak Ratih masih berusaha mempertahankan penghidupannya, ia mengusulkan untuk menambah karyawan dan ia juga bersedia untuk mengelola dengan tanggung jawab penuh. Entah itu dilakukan karena merasa risih dengan rambutnya yang tergerai sebahu atau memang sengaja ingin menggodaku.“Wooww seksi sekali kamu mbak…” teriakan hatiku yang memicu kontolku kembali berkedut seolah masih bergejolak mencari kenikmatan.Aku tak kuasa menahan nafsuku yang mulai bangkit kembali. Aku bahkan juga hafal sifat dan karakter karyawan/ti tapi maaf, bukan bermaksud untuk sombong.




















