“Jebb…, jebb…, jebb…, bless…”, penisku dimainkannya dengan bernafsu sekali. “Wah.., maaf Pak…”, sergahnya. Vidio Sex Lima belas menit kami dalam berada dalam posisi seperti itu. “Sudah, Pak”, jawabnya pelan dengan raut muka lesu. crott!”, sekitar 10 kali semprotan masuk ke sana, aduh…, nikmatnya luar biasa.Tak percuma aku mempekerjakan sekretaris seperti dirinya, karena servis yang diberikannya luar dalam amat memuaskan. Segera saja aku menuju WC di ruang atas. “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, ia mengerang kenikmatan.“Ahh…, nik.., maatt.., Pak…”, erangnya. “Ngg…, nggak kok…”, jawabku gelagapan. Kemudian tangannya memegang leherku, sambil menaik turunkan pantatnya yang bahenol itu. “Aduh, lelah sekali rasanya hari ini”, keluhnya pelan. jeb! “Pak Ivan, Bapak nggak perlu pakai ini kok, karena saya siap jika Bapak menghendaki saya melayani Bapak malam ini juga”, jawabnya dengan suara mesra dan kerlingan mata genitnya.Nah ini dia yang kutunggu! “Jebb…, jebb…, jebb…, bless…”, penisku dimainkannya dengan bernafsu sekali. “Pak, saya boleh nunggu dulu di sini, ya?”, tanyanya dengan suara serak-serak basah. Hanya tinggal aku dan Dian.




















