“Enaaak..maaaaaasss ?”
“Enaaak sekali maaaah… ”. Mudah2an saja mama mengerti maksudku itu, soalnya penisku sudah tegang sekali. Bokeb …yaaaaa”. “Ter..rrruss..saaa…yang…terruu uus. “…Maaaaasss….” teriak mama pelan bersamaan dengan masuknya kepala penisku. “Sebentar aja lho Mas ngelihatnya ” ujarnya tanpa menghalangi tanganku yang sudah melepas 3 buah kancing bajunya. kamu bikin mama jadi keenakan sampe lemes sekali ” katanya setelah nafasnya agak normal sambil memencet hidungku. “wong kamu ini masih kecil saja ” tambahnya. Mama mengulum kont*lku dan memainkan dengan lidahnya, aku terasa geli. “Mas, rambutmu itu sudah mulai banyak lagi yang putih…sini mama cabutin”, kata mama yang biasanya selalu mencabuti ubanku bila datang ke Bandung. “Maasss….jangan sampai ada yang tahu soal ini yaaaa ? Waktu itu, katanya untuk memancing agar bisa hamil, karena adik Ibuku sudah menikah selama 5 tahun tetapi belum punya anak. Tiba2 saja mama menghentikan gerakan tubuhnya dan mengatakan “berhenti sebenar sayaaaang ”. “Ini…maaaah….ini…tahan yaaa maaah ”sahutku seraya kugenjot mem*k mama kuat2 beberapa kali.
