Senyuman seorang sahabat, bukannya senyuman mesra seorang kekasih. Bokeb Lalu terasa tangannya yang halus memijat dan mengelus punggung saya. “Pentil kamu udah tegang gini.” jawabnya cuek sambil menatap ke dua puting susu saya. Wanita-wanita jalang juga tampak berkeliaran di daerah yang saya tidak tahu namanya itu. “Kok kamu tahu?” tanya saya balik.“Old Fashioned dan pendiam, kalau nggak dijodohin mana mungkin dapat pacar?” katanya sambil tertawa kecil. Jenny menatap saya. Padahal hanya susu saya saja yang dimainkannya. Saya sempat berniat kabur, namun ia memegangi lengan saya.“Hey, jangan kabur dong!” ujarnya ramah, meski mengenggam kuat lengan saya. Ia lalu membuka satu persatu kancing baju saya yang terletak di bagian belakang, sampai punggung saya benar-benar terbuka di hadapannya. Mula-mula saya gemetar dan takut mengingat bahwa Jenny adalah seorang anggota mafia, ditambah juga perasaan rikuh karena dipeluk sesama wanita. Namun aku seperti tidak tega mengutarakan perasaan itu. Bola matanya tampak tajam menatap dua buah dada saya. Astaga! Mata saya ‘kiar-kier’ menahan nikmat, mulut saya terus mengerang-ngerang




















