Apalagi ditambah berdesak-desakan dalam dengan suasana panas menyengat. “Ah, betapa manisnya wajah istriku ketika sedang kegirangan… kenapa tidak dari dulu kulakukan menjemput isteri?” sesal hatiku.******Esoknya aku membeli sepasang sepatu untuk isteriku. Bokep Jilbab/Hijab Aku terlonjak, lantas menyelinap ke tembok samping. Kalau sudah begitu, aku yakin pasti air matanya merebak.*******Sepekan sudah aku ke luar kota. Senyum bahagia.“Abi…!” bisiknya pelan dan girang. berember-ember. Aku benar-benar merasa menjadi suami terzalim!“Maryam…!” panggilku, ketika tubuh berabaya gelap itu melintas. Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal pecah. “Lho, kok bilang gitu…?” selaku. Ummi kan muntah-muntah terus, ini badan rasanya tak bertenaga sama sekali,” ucap isteriku diselingi isak tangis. Kenapa baru sekarang pula kutahu betapa nikmatnya menyaksikan matamu yang berbinar-binar karena perhatianku? Kenapa baru sekarang aku bisa bersyukur memperoleh isteri zuhud (**) dan ‘iffah (***) sepertimu? Sayur sop rasanya manis bak kolak pisang, sedang perkedelnya asin tak ketulungan.“Ummi… Ummi, kapan kamu dapat memasak dengan benar? Piring-piring kotor berpesta-pora di dapur, dan cucian, wouw! Katanya mau jadi isteri shalihah?




















