Kang Hendi merintih-rintih keenakan. Aku benar-benar tak berdaya di bawah kekuasaannya. Bokep Tobrut Ia marah dan menarik kedua kakiku hingga aku terlentang di ranjang. Kepada siapa aku harus melampiaskan semua ini? Tapi Kang Hendi bilang nggak usah kasihan Neng Anna sudah tidur, biar nanti Akang saja yang bilangin” jelasnya.Dasar laki-laki kurang ajar. montok banget” komentar Kang Hendi.Sebenarnya hatiku tak menerima ucapan-ucapan kotor yang keluar dari mulut Kang Hendi. Akhir-akhir ini kelihatannya semakin menderita saja” ucapnya kemudian.“Akang tahu dari mana saya menderita” sergahku dengan mata mendelik.“Eh.. Sepertinya aku ini wanita murahan, yang biasa mengobral tubuhnya hanya demi kepuasan lelaki hidung belang. Rasanya aku tak tahan menerima kenikmatan ini. Aku tersenyum melihat Kang Hendi nampak berusaha keras untuk bertahan, padahal sudah kurasakan tubuhnya mulai mengejang-ngejang. rasanya aku tak kuat lagi bertahan.“Kang Hendi! Sprei tempat tidurku tak pernah rapi, selalu acak-acakan dan hangat bekas pergulatan tubuh kami yang selalu berkeringat.Di saat-sat seperti inilah aku selalu merasakan kesedihan yang mendalam, gelisah mendambakan kehangatan seperti dulu.




















