Minoru sudah mulai membalas ciumanku, kubelai rambutnya perlahan, hingga kami bagaikan sepasang kekasih yang memadu cinta.Zenit masih tertidur pulas, dia sepertinya kecapekan, aku tidak mau membangunkanya, bisa saja dia malah mengganggu kegiatanku ini. Beberapa pelanggan memang memandangi kami, tapi tak heran, di sini memang ada beberapa pelanggan yang juga sering minum-minum dan berpesta.Beberapa lama, bir mulai habis, rokok LA kami pun sudah habis tiga bungkus. Bokep Tobrut Aku ingin menikmati Minoru dengan lembut dan romantis. Minoru sedikit menahan bibirnya agar tidak terbuka, tapi lidahki dengan cepat bermain hingga bibir manisnya itu bisa kunikmati.Lalu aku pun menghiasi ciumanku itu dengan sedikit tambahan seperti meludahi bibirnya, kupaksa masuk agar Minoru menelan semua air ludahku. Aku pun menelanjangi diriku sendiri, kontolku sudah mengaceng keras. “Sekarang layani aku!!!”, perintahku menyuruh Minoru menghentikan jogetannya.Kutarik tubuhnya hingga mendekat denganku.Aku menekannya ke bawah hingga dia terlutut di depanku. Lalu dia mulai bercerita. Sambil bergurau kami menjadi-jadi tertawa-tawa. Aku pun menelanjangi diriku sendiri, kontolku sudah mengaceng keras.




















