Kugesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Akhirnya kontolku terbenam juga di dalam nonok Ines. Bokep Arab mas..” jerit Ines panjang. Ines lemes, demikian pula aku. “Kalo gitu kita omongin diluar acara aja ya mas, macem2 aja si mas teh”, katanya sambil tersenyum. Maklum aja, selain besar, kontolku juga panjang. “Mas, besar banget rumahnya kaya kontol mas aja besar, punya mas ya”. “Masih jauh mas, tempatnya”. Aku membalikkan tubuhnya hingga berlawanan dengan posisi tubuhku. Ines meregang. Kata ini ternyata membuat wajah Ines memerah.Ines menatapku sendu lalu mengangguk pelan sebelum memejamkan matanya. “Toketmu bagus, Nes”, aku mencoba mengungkapkan keindahan pada tubuhnya. “Pelan mas”. Selanjutnya Ines bergerak seperti sedang menunggang kuda. nonok nya begitu licin hingga agak memudahkan kontolku untuk menyusup lebih ke dalam. Aku terkagum-kagum menatap toketnya yang tertutup oleh BH berwarna hitam. Ines memeluk erat tubuhku sambil membenamkan kuku-kukunya di punggungku hingga aku agak kesakitan. Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku, sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tidak beraturan. Kurasakan tubuhku bagai melayang.
