Desahannya semakin menjadi-jadi, merangsang sekali! Bokep Colmek Terus kucium dahinya, matanya, hidungnya dan terus ke bibirnya. Penisku sengaja belum kucabut, kubiarkan saja mengecil sendiri di dalam vaginanya.Aku bisikan di telinga Vera, “Wo ai ni, Ver…” kataku sok Mandarin. Akhirnya aku dan Vera sama-sama sampai klimaksnya, barengan lho. Aku senang juga soalnya dia bilang bibirnya masih perawan, belum pernah dicium oleh laki-laki lain selain olehku barusan (aku percaya saja).Lama-lama kulumat juga bibirnya, lidahku kumasukkan ke mulutnya dengan setengah memaksa. Biasa, namanya juga laki-laki. Ah.. Aku bertekad untuk menjadi pacarnya. Kata teman-temanku cafe ini mahal karena “beli suasana”. Terus kuciumi lagi bibirnya, dia juga balas lebih gila lagi. Wah, muridku sudah pintar nih he.. Begitu dilepas, langsung saja kuciumi dan jilati vaginanya, baunya khas dan rasanya gitu-gitu juga. Terakhir, dia memberiku Compact Disc album Shania Twain, Vera bilang dengerin “You’re Still The One” dan jam tangan merek Omega Sport (aku tahu ini jam mahal).
