Rara cuma ketawa kecil.“Emang enaknya kayak gimana sih” tanya Rara. Aku ternganga sesaat apalagi saat melihat vaginanya yang diliputi bulu hitam titis diantara pahanya yang sudah terbuka lebar.“Kok cuma diliatin ?” tanya rara. Bokeb “Inget waktu kuliah dulu ga yan, kamu kan bantu aku terus” lanjut Rara. Dia terdiam sejenak, kemudian menjawab “Ya gitu deh.” jawabnya. Aku juga gak tega melihatnya akhirnya aku cabut penisku. “Mau bilang apa coba aku sama keluargaku Yan, aku malu banget” lanjut Rara menangis.“Ya mo gimana lagi Ra, masalahnya emang berat banget” kataku kemudian memeluk dia. kataku. “Penis kamu juga keras banget yan, enak…” jawab Rara disela-sela lenguhannya.Aku memang tidak berniat untuk memakai gaya lain. Dasar cowok sama aja, pikirannya gak jauh-jauh dari selangkangan” kata Rara sambil memukuli dadaku.“Ya walaupun dah pernah tapi aku kan gak ngelingkuhin tunanganku dan ngehamilin cewek laen” jawabku menggoda Rara sambil tertawa.
