Aah, aku menghembuskan nafas. Bokep Aku menengadah.“Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Tak peduli dengan etika, dengan norma-norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.Aku merasa beruntung bila dipanggil Mbak Lia untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Semakin basah. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Aku termangu menatap keindahan yang terpampang persis di depan mataku.“Jangan diam saja. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.“Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Jhony?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.“Hm..!”“Haus?”“Hm!”“Jawab, Jhony!” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku.




















