Yang kurasakan adalah seorang wanita menggairahkan. Sepengetahuanku mereka tidak terlalu repot menjaga tubuh dan wajah, karena makan hanya seadanya dan mandi juga biasa tidak pernah dilulur dan sebagainya.Baik mak maupun mbah, tumit kakinya kecil dan betisnya langsing. Bokep Mbok sih cuek-cuek aja, tetapi si mbah sering mengolok-olok, bahkan kadang-kadang menampar pelan penisku dengan menyuruh “tidur”. Kalau kami orang desa mandi biasanya jongkok. Aku memilih tidu di kasur empuk tempatnya mak dan mbah biasa tidur. Mak dan Mbah setelah selesai membereskan urusan rumah tangga mereka membuat masakan sederhana, lalu kami sarapan pagi. Aku tidak menyangka kenikmatan luar biasa ini. Aku tidak bergerak sampai nenek melonggarkan kuncian kakinya. Perintah itu aku turuti dan naluriku juga menuntunnya. Selanjutnya hampir tiap malam aku harus melayani nafsu kedua orang tuaku sampai aku dewasa. “Le (Tole istilah panggilan anak laki-laki Jawa), kamu nanti malam tidur dikamar bersama mbah dan simbok.” kata mak. Posisi itu paling aku suka sehingga kepada makku juga aku lakukan begitu.
