Kelihatannya ia tertidur saat menonton TV.TV-nya masih menyala. Bokep Tante Mamaq bilang ke aq kalau merasa bosan di sini sebaiknya aq pergi ke Jakarta, sekalian menjenguk nenek. Aq pun merasa maniku sudah di ujung-ujungnya. Tinggi badan 180cm, tdk begitu tinggi di bandingkan dengan papaq yg 185cm. “Sudah sering beginian yah kamu Edo?” tanyanya heran juga melihat aq begitu mantap.“Ehh… nggak kok… baru sekali Tante”, nafasku sudah memburu, kata-kata pun sudah sulit kuucapkan dengan tenang.Kulihat nafas Tante Sinta juga sudah mulai memburu, berkali-kali ia menarik nafas panjang untuk menenangkan diri.“Jilatin dong Edo!” katanya memelas.Mulanya aq ragu-ragu juga, tapi kudekatkan juga kepalaku ke memeknya. Sekilas kulihat memek dan anusnya merah sekali dan sedikit membengkak. “Yah… di Medan.”“Hehehe… cantik nggak Edo?” Tante Sinta memang dari dulu senang bercanda.Sangat berbeda dengan ibuku yg kadang bersikap agak tertutup, Tante Sinta adalah penganut kebebasan Barat.Aq hanya tersenyum saja menjawab pertanyaannya.“Turun dikit Edo!” aq pun menurunkan pijatanku dari bahu ke punggungnya.“Kamu duduk saja di atas pantat Tante… supaya bisa lebih
