Dengan suaranya yang makin merintih Vivi terus meracau ,
” Paaaaaaccck Janggggaaaaan Nantiii Paccccchaar Saaaaayaa Leeewaaaaaat “. Kecipak seperti suara air terdengar ketika penis itu kembali mengobok-obok seisi vagina Vivi. Bokep Montok Yakin mereka akan menyudahi pertarungannya saya bergegas kembali kewarung kopi tadi. Saya Anto dan pacar saya bernama Vivi. Untung saja pikirku. Dengan nafas yang masih ngos-ngosan Vivi tidak menjawab hanya menganggukan kepala. Pinggul Vivi mulai bergoyang. Akhirnya saya berniat menyusul sekalian kencing juga pikirku. “ Aaaccchhkuuu Mauuuuhh Keeeluuuaarrrh Saayaangghhh ”. Bapak itu sangat pengertian dengan Vivi dia melepaskan penisnya dan dalam sekejap dia membalikan tubuh lemah Vivi keatas tubuh kekarnya. Dengan masih memakai jilbabnya Vivi terus bekerja. Banyak yang bilang saya pemuda beruntung karena bisa mendapatkan Vivi.Sekitar setengah jam saya menunggu Vivi belum juga muncul. Tapi kali ini Vivi malah memeluk erat bandot biadab itu sambil menciumnya dan membiarkan penis itu masih menancap didalam liang vaginanya. Dengan nafas yang masih ngos-ngosan Vivi tidak menjawab hanya menganggukan kepala.




















