Berawal dari sontekan jemariku di hidungnya, disambut dengan tatapan dan senyum meluluhkan, berkelanjutan dengan pelukanku,
“Sekarang bunda punya bantal guling hidup….” kataku setengah berbisik. Jangan dipendam sendiri persoalannya.” “Iya Bunda. Bokep Tante Dan masuk ke dalam kamarku, dengan perasaan bercampur aduk. Tetapi sejak saat itulah sikap Prima jadi lain dari biasanya. “Iya Bunda….saya bersumpah akan merahasiakannya….”
“Hush, gak usah pake sumpah segala. Entahlah. Tapi aku berusaha untuk menindas perasaan kesepianku dengan mencari kegiatan di rumah. Katanya sih juaranya akan mendapat sepeda sport.”
“Sepeda satu buat satu grup ?”
“Seorang satu, Bunda. Menatapku dengan bola mata bergoyang. Sehingga moncong penis anak tiriku terasa licin waktu kuelus-eluskan ke mulut kemaluanku. Dengan janji juga cukup.”
“Iya, saya berjanji akan merahasiakannya.”
“Terus sekarang mau ngapain ? Saya…saya ingin menyayangi Bunda lebih daripada sayangnya anak kepada ibunya.” Aku tersenyum.
