Membayangkan kenangan manis bersama Lusi, aku akhirnya lelap tertidur ditemani tembang
manis Katon.Sampai akhirnya gedoran pintu kontrakan membangunkanku. Mana coba saya pijitin lehernya,”
Wati pindah duduk kesampingku sambil memijiti tengkuk leherku, agak enakan rasanya setelah jemari
lentik Wati memijatiku.“Nah, biar lebih cepat sembuh saya juga bantu pijit ya,” Maya pun bangkit dan duduk disampingku,
posisiku jadi berada ditengah keduanya.Tapi, astaga, Maya bukannya memijit leherku malah menjamah celana depanku dan memijiti penisku yang
mendadak tegang dibalik celana.“Ahh Mbaak.., mmfphh.. Bokep Mama Sedangkan Wati,
bernasib sama. Sekedar coba Mas, siapa tahu Mas jadi
pingin beli lebih banyak?” Maya menawarkanku setelah obrolan kami semakin akrab.Belum sempat kujawab dia sudah bangkit dan menanyakan dimana letak dapur, ia pun menyeduhkan secangkir
susu greng buatku. Saya ambil susu grengnya dua mbak, nanti kalau bagus saya tambah lagi lain kali,”
aku memotong bicara mereka yang semakin ngawur.“Nah gitu dong Mas, biar istri Mas senang kalau suaminya greng,” Wati kembali bercanda.“Duh..




















