“Terus?” tanyaku. Bokeb ya Pak,” jawabku seakan tersekat di tenggorokan, membayangkan resiko yang akan menimpa aku dan keluargaku. “Nice party,” sapaku membuka percakapan, meskipun sekantor aku tidak telalu akrab, mungkin ada gap karena dia anak Big Boss. Mas aku terkejut sekali ketika aku kulum terakhir dia bilang, Ly kamu lebih hebat daripada Tutik , gila nggak Mas.”“Aku tahu jawabannya, itulah yang barusan aku sebut permainan berkembang, teruskan ceritamu,” jawabku sambil memperhatikan Tutik yang berdiri tak jauh dari tempat kami. “Apaan sih?” katanya masih tidak mengerti. “Kita lanjutkan yang tadi ya Pak,” bisiknya manja. “Iya itu, setelah selesai aku kulum habis, dia minta aku kembali ke pesta tanpa celana dalam, ya seperti sekarang ini, dan aku diminta ready setiap saat Pak Herman ada kesempatan.”
“Jadi sekarang kamu nggak pakai underwear sama sekali,” tanyaku
terkejut sambil memegang pantat dia yang ternyata memang polos. “Usulanmu apa?” katanya menyerah. sshh..




















