“Kapan-kapan lagi ya Mbak…”, pintaku. Tapi aku lebih suka berkunjung ke rumahnya, karena di rumahnya, Mbak Ery biasa memakai pakaian rumah yang santai bahkan cenderung terbuka. Film Porno Mbak Ery tersenyum manja,”Gila kamu!”
“Iya mbak, saya memang tergila-gila pada Mbak”, rayuku sambil terus memilin puting susunya yang sudah mengeras. Setiap sentuhan dan remasan tanganku di tubuhnya hanya direspon dengan kata “kurang ajar” dan “gila kamu”, namun aku merasa yakin dia menikmatinya. Tekadku sudah bulat untuk menikmati setiap lekukan tubuhnya. Kini dengan sangat mudah aku bisa meraih daerah selangkangannya yang berbulu tipis dan mulai meraba-raba vaginanya yang ternyata sudah becek. “Nungging Mbak, saya masukin dari belakang”, pintaku untuk doggy style. Namun sekali lagi, pagi itu memang milikku. Dewi keberuntungan memang sedang memihakku pagi itu. Dengan penuh semangat aku meneteskan cairan perangsang yang kubeli beberapa waktu lalu ke dalam teh Mbak Ery. Dengan perlahan, aku memasukkan batang penisku ke dalam liang vaginanya.




















