Tetapi, bayangan itu terganggu. Tapi kakiku saja yang seperti memagari tubuhnya. Bokep Crot Hitam. Ia membersihkan punggungku dengan handuk hangat. Kring..!“Mbak Wien, telepon.” kataku.Ia berjalan menuju ruang telepon di sebelah. Ia tersenyum melihatku.“Maaf Mas, sapu tangan saya ketinggalan,” katanya.Ia mencari-cari. Jam berapa aku berangkat. Ia tidak melanjutkan kalimatnya.Aku tersenyum. Ah.., wanita yang lehernya berkeringat itu begitu besar mengubah keberanianku.“Buka bajunya, celananya juga,” ujar wanita tadi manja menggoda, “Nih pake celana ini..!”Aku disodorkan celana pantai tapi lebih pendek lagi. Mendadak jari tanganku dingin semua. Ayo..!“Mbak.., pahaku masih sakit nih..!” kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk di tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Bibirnya sedang tidak terlalu sensual. Hari itu memang masih pagi, baru pukul 11.00 siang, belum ada yang datang, baru aku saja.




















