Aku harus mengambilnya malam ini juga. Membersihkan air mani Pak Ilham yg mengotori vaginanya.Pemandangan itu sedikit mengobati kekecewaanku. Bokeb Tangannya juga mulai beraksi. Setelah kutemukan lubang cukup besar yg memungkinkan mengintip ke dlm, aku langsung mengintipnya.Dugaanku tidak meleset. Aku menjadi leluasa menuju ke tembok pagar bagian bangunan sekolah yg banyak ditumbuhi pohon pisang. Lampu ruang kantin keburu dinyalakan dan aku nyaris bertabrakan dengan Bu Lastri. Mengelus dan meremas-remas pantat besar Bu Lastri meski masih adari luar daster yg dipakai wanita itu. Di bagian tengahnya terbelah terlihat berkerut-kerut dan berwarna lebih gelap.Sempat kulihat itilnya. Saya juga akan melaporkan bapak. Setelah menerima laptop kakakku dari Bu Lastri aku ke luar kompleks sekolah diantar Pak Ilham. Ikut memangsa tubuh Bu Lastri yg usianya notabene lebih tua dibanding ibuku.
