Tidak boleh diteruskan. Bokep India Nafasnya sudah memburu, terengah-engah. Safiq mulai mengerang-erang dibuatnya, tubuhnya kelojotan, dan saat Anis menghisap semakin kuat, iapun tak tahan lagi. Anis merapikan bajunya kembali.“M-maaf, Mi.” lirih Safiq dengan muka menunduk, sadar kalau sudah melakukan kesalahan besar. Sensasi yang membuat gairah dan birahinya berkobar kencang. Kalau tidak, akan percuma lantunan tobatnya selama ini.Tapi benarkah seperti itu? Berdua mereka duduk di sofa ruang tengah, di depan televisi. Abi-mu masih lama pulangnya, dia lembur malam ini.” kata Anis.Mengangguk mengerti, Safiq pun mulai memompa pinggulnya. Diperhatikannya Anis yang saat itu masih merapatkan kaki dengan tubuh mengejang-ngejang pelan. Safiq yang mengerti apa keinginan sang bunda, segera menurunkan ciumannya. ”Seharusnya umi yang tanya begitu,” sahut Anis, dan mereka tertawa berbarengan.Sejak saat itu, hubungan mereka pun berubah. “Iya, Mi.” Safiq ikut tersenyum.Anis mengocoknya sebentar agar benda itu makin cepat kaku dan menegang. Sementara tubuhnya mulai bergetar pelan.Anis yang melihatnya jadi panik. Kalau begini terus, ia bisa tidak naik kelas.” pesan ibu kepala sekolah sebelum mengakhiri
