“Berikan pada mama”, ujarku panik. Khawatir jika anakku masuk ke dalam pergaulan yang salah atau malah menjadi pecandu narkoba, maka aku berencana mengunjungi Randy dalam minggu ini. Bokep Family Pemuda-pemuda kurang ajar ini…oh. Ia lalu bangkit menawarkan segelas kopi hangat kepadaku. Kos-kosan itu ternyata berisi rekan satu profesinya. Aku terus berusaha mendorong, mencakar tetapi dua tangan kekarnya menangkap dua pergelangan tanganku dan mendorongnya ke atas kepalaku, satu tangannya kemudia menggenggamnya erat, sementara tangan satunya berusaha menurunkan celananya, aku terus mengeliat-geliat melakukan perlawanan. “Sudahlah tante manis, jangan sok jual mahal gitu ah”. Aliran cairan sperma yang membentuk sungai kecil di sekitar paha dan terus menurun melewati betisku, membuatku tersadar dari lamunan, aku harus membersihkan tubuh yang ternoda ini, lalu berjalan limbung menahan perih menuju kamar mandi. Ku akui di satu sisi aku cukup pantas jadi korban perkosaan, tubuhku masih sangat menarik untuk wanita seusiaku. Pria yang tengah tenggelam dalam menggali kenikmatan tubuhku itu melipat kakiku hingga lututku nyaris menyentuh pundak, ia kian ganas memompa




















