Dengan eratnya saya peluk lengan Guntur seakan-akan takut kehilangan dirinya. Bokep Hot Dasar hidung belang! Saya malu pada diriku dan pada orang tua saya. Saya menatap wajahnya dengan perasaan tak karuan. Dia mengulum dan kadang menyedot kemaluanku dengan kuat. Dasar hidung belang! Saya menangis lama sekali di kamar mandi. “ Untung saja kaca film mobilku gelap. Mendengar perucapanku, sesaat Guntur hanya memandangku tanpa ekspresi. Malam itu saya mudah sekali klimaks. Rasanya mau mati saking nikmatnya. Dia berhenti sesaat sambil melihat saya yang sudah terangsang berat. Setelah setengah jam kami putar-putar kota, akhirnya kami sampai di daerah sekitar rumah Guntur. Guntur menciumi sisi luar kemaluanku dengan perlahan. Rangsangan yang hebat melupakan segala janji yang pernah kubuat. Kalau ucap teman-teman sekolah saya sih kami pasangan serasi, Entah apanya yang serasi. Kok hebat banget?




















