“Bule? Bokep Indo Live “Masalah apa?” tanya Ray. Chie, gadis penuh pesona.Januari 1999“Raaayy! “Ray…”
“Ya?”
“Kukira aku sudah tidak perawan lagi…”Surabaya, Keesokan HarinyaKucengkeram kerah baju Jay dalam genggamanku, dan mengangkat kepalanya mendekatiku,
“Maksudmu apa?” desisku berang. “Ray…”
Chie mengerang lirih saat batang kemaluanku menusuk liang kemaluannya. Saat itu aku sedang melakukan pendekatan dengan Chie. Karena Chie adalah seorang sahabat. Siapa suruh diam,” kataku setelah mendudukkan diriku di sampingnya, dan menyimpan bungkus rokok itu di tempat yang aman.“Ah, Ray,” Chie mendesah. Aku pun juga. ah…?”
Chie merasakan kebingunganku. “Ray? “Chie, sudahlah.”
“Ray, Papa udah nggak ada.”
Kuusap belakang kepalanya, menekan tengkuknya, berusaha melegakannya. Jay, sahabat terbaikku.Chie adalah gadis penuh pesona. Yang lebih suka minum es dengan murahan daripada minuman-minuman mahal yang tersedia di kafe-kafe. Namun kata-kata “bule” itu menambah emosi yang memang sudah terpancing sebelumnya.
