Keduanya lanjut berciuman, Timo melumatkan bibirnya dengan ganas pada bibir Budi. Bokep Mama Tengah malamnya baru Timo terbangun. Aku pun berpikir Timo ingin menjantani Budi, tapi rupanya bukan itu yang ada di pikiran Timo. Kita berempat terdiam canggung. Pulang sana. Dua lidah, dua pasang bibir memainkan kontolku, memberiku sensasi yang luar biasa. “Oh, kenapa ngga—” dan belum selesai aku berbicara, Edwin melanjutkan dengan, “Tapi ribet nanti kalo dia ngajak pacaran, duh duh”. Dan kemudian aku berganti mencium Timo. Aku mengerang, mendesah karena nikmat luar biasa itu. Lalu dioleskannya pada kontolku. “Ogah juga gue dengernya,” katanya sambil pergi meninggalkan kita.“Yuk Timo,” ajaknya. Dan tak lama kemudian Budi pun ikut memuncratkan spermanya, tapi tidak sebanyak volume sperma Timo. Aku mengerang, mendesah karena nikmat luar biasa itu. Dan Edwin memberi tahu jawabannya. “Okay, jangan mikir yang ngga-ngga. Menghela nafas, dia berbicara, “Aku dulu pernah main sama Joshua,—” kakak kandungnya, bukan gay, seingatku—“cuma sekali.
