Aku yang sudah setengah jalan membaca wiridku pun tak tinggal diam. Seorang guru psikologi yang alim dan berjilbab panjang dengan ikhlas tengah memelukku untuk mendapatkan kehangatan birahi dariku. Bokep China Ketika kutengok ke setiap sudut toilet, tidak tampak sosok Aisya. Suatu sore aku melihatnya sedang duduk di beranda depan Ruang Guru, sepertinya sedang menunggu hujan yang sedari siang tadi mengguyur kota Solo dengan deras. Aku yang sudah pengalaman tentu tahu kalau ini adalah cirri-ciri wanita yang akan orgasme. “Sepertinya hujannya masih lama berhentinya, saya mau toilet dulu yah, permisi … Assalamualaykum,” jawabnya sambil berlalu ke arah toilet guru. Aku pun berinisiatif untuk menuntaskan hajatku dan yang lebih penting lagi … membuat agar Aisya mau melakukannya lagi denganku di kemudian hari, kalau perlu tanpa ajian pemikat sekalipun. Pinggulnya maju mudur mengikuti genjotan kontolku di memeknya yang suci itu.




















