***
Mereka tanpa pedulikan keadaan aku, para pria itu malah berbaris menjauh, mereka ada di belakang pria yang mengenjot vaginaku, mereka berantrian rapi di sana. Bokep Mom Beberapa saat Alex tidak membalas, namun tiba-tiba ia menelpon, aku tidak berani mengangkatnya. Aku membiarkannya memandikanku, meraba-raba tubuhku, meremas buah dadaku, membelai vaginaku, dan menciumi bibirku, namun ia tidak mau mengagahiku. “Apa itu?”, tanya Alex. Dokter itu geleng-geleng dan menjawab, “Aku seorang dokter, aku menyembuhkan yang sakit, bukan membunuhnya”, jawabnya. “Nama yang bagus…”, lanjutnya lalu menciumi pipiku.Pria lain yang memegangiku mulai bersorak, “Amoy yang ini cantik bagai artis…”, kata mereka sambil meraba-raba tubuhku. Entah apa yang ia lakukan ketika aku tertidur, entah dia meniduriku atau tidak, namun ku cek pakaianku masih utuh. Aku tahu sebentar lagi pasti ada transaksi di antara mereka, dan para wanita di dalam sini sebentar lagi diharuskan melayani pria yang berhasil membayar harga yang paling tinggi.***Lalu Alex meminta kami keluar dari sana, masing-masing diperintahkan menuju nomor kamar yang disebutkannya.




















