“Oooh…enak banget Paaak… sa…saya mau keluar lagi… kita barengin lagi Pak… ta…tadi juga enak sekali…”, celotehnya setelah batang kemaluanku cukup lama mengentot lubang memeknya. Bokep Family Karena kami berada di depan kebun yang mirip hutan. “Ooooh… oooh… hhmmm… aaahhhhh… oooh… aaaaah… aduuuh Paaak… enak Pak… duuuuh… mmmmhhhhh… saya mau keluar lagi nih Paaak…”. Tidak perlu vitalitas. Ibu Sela memejamkan matanya waktu saya mulai mengentotnya lagi dengan posisi klasik, dia di bawah saya di atas. Saling cengkram, saling lumat, seolah ingin saling meremukkan dan akhirnya air maniku menyemprot-nyemprot lagi di puncak kenikmatanku, diikuti dengan rintihan lirih Ibu Sela yang sedang mencapai klimaks pula. Tapi mungkin posisi ini terlalu enak buat Ibu Sela, karena moncong penisku menyundul-nyundul dasar lubang memeknya. Remas-remasan tangan tidak berlangsung lama. Oh iya Ibu Sela ini seorang ibu yang berhijab kawan-kawan. Tapi saya sengaja ingin merasayakan pemanasan selama mungkin, supaya meninggalkan kesan yang indah di kemudian hari.




















