Dan juga anak terakhir. Aku anak laki laki satu-satuya. Bokep Montok “Cium dan peluk aku..”, bisik Lidya.Aku berusaha untuk menuruti semua keinginannya. “Siapa namanya?” tanya Tante Amanda lagi. “Jangan lupa jam tujuh malam, ya..” kata Tante Amanda mengingatkan. sehingga tak ada selembar benangpun yg masih melekat di sana. Karena pemberiannya itu aku jadi menyukai Mas Herlambang.Padahal tadinya aku benci sekali, karena menganggap Mas Herlambang telah merebut Mbak Indira dan sisiku. Sementara Tante Amanda pergi membawa Bobby, aku dan Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah.Tak banyak yg kami obrolkan, karena Tante Amanda sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. “Bobby”, sahutku tetap dgn nada bangga.Tante Amanda meminjamnya sebentar untuk berjalan-jalan. Entah kenapa tiba-tiba sekujur badanku menggelelar ketika penisku tiba-tiba menyentuh sesuatu yg lembab, hangat, dan agak basah.Namun tiba-tiba saja Lidya memekik, dan menatap bagian penisku. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan tak tahu apa-apa karena polos.




















