Makin kusuruh menungging, roknya makin ketarik habis hingga celana dalamnya makin kelihatan lagi dari belakang. Bokep Japan lu kurang ajar banget deh..!” katanya sambil berusaha melepaskan dekapan si Ivan. Sementara sisanya berhasil kucetak hitam putih, dengan hasil yang juga menyedihkan. Setelah mendapatkan pencahayaan yang pas, aku langsung mengambil beberapa shot manis. Aku beraksi dengan kameraku, mengambil pose demi pose yang sangat merangsang. Matanya itu..! kudekatkan wajahku, lalu doi memberikan bibirnya yang merekah untuk kusosor. Si Ivan memang hapal sekali tipe cewek yang kusuka. Tidak berhenti di situ, kurogoh selangkangannya, roknya masih melekat di tubuh, telunjuk dan jari tengahku, kususupkan jauh ke dalam lubang kemaluannya yang sudah licin sekali.Body doi menggelinjang saat jariku mengocok-ngocok. “Please.., jangan potretin lagi deh..!” pinta Lia. Dia meninggalkan kami berdua ke luar ruangan. Motor drive yang kusetel 2 shot perdetik memboroskan isi film-ku. Pose demi pose yang dilakukan Lia sungguh apetizing, membuatku terangsang, mungkin si Ivan juga yang dari tadi pasif sekaran sibuk mengamati.Setelah satu rol habis, aku menghampiri




















