Ningsih mulai melenguh kembali dan aku semakin bernafsu menusukkan penisku sampai dasar vaginanya. “Apa sayang?” jawabku sambil mencium rambutnya yang harum. Bokep Cina Aku memarkir mobilku di tempat parkir yang agak memojok dan sepi, maklum kami harus semakin berhati-hati, karena Ningsih sudah menjadi isteri orang. Ingat hubungan kita di Hotel Sahid terakhir kali? Keringat kami jatuh bercucuran. aa… aagghh aaggghh, Mamaahh duluaannn Pahh….” Ningsih terkulai lemas sambil menyubit keras pantatku dan berbalik kembali menindih tubuhku, sambil memegang penisku yang masih berdiri tegak dan belepotan lendirnya. “Uuh! Aku mengambil nafas dalam-dalam untuk menahan muncratnya spermaku. Kuraih tangannya dan kutarik dia ke kamarku. ooogghh… Mamaahh…. Paahh… Mamah mmoo keluaarr lagi”, Ningsih minta aku menindihnya dan menciumnya. Ah, dasar perempuan, kalau sudah merajuk dan mengamuk, hatiku selalu luluh dengan perasaan cintaku kepadanya, cintaku yang memang sangat mendalam dan tidak bisa terlupakan, apapun yang terjadi dan bagaimanapun status Ningsih sekarang yang sudah menjadi Nyonya Yudi Prayogo.




















