Suara pletak-pletok mendekat.“Ayo tengkurap..!” kata wanita setengah baya itu.Aku tengkurap. Vidio Bokep Padahal, wajah wanita setengah baya yang di lehernya ada keringat sudah terbayang. Pijitan turun ke perut. Kerjaan hari ini sudah kugarap semalam. Tapi masih terhalang kain celana. Sopir menepikan kendaraan persis di depan sebuah salon. Bicara apa? Kaki kusandarkan di tembok yang membuat ia bebas berlama-lama membersihkan bagian belakang pahaku. Ia tidak lagi dingin dan ketus. Dadaku mulai berdegup lagi. Tetapi, bayangan itu terganggu. Aku tidak berani menatap wajahnya. Ada sekat-sekat, tidak tertutup sepenuhnya. Sudahlah. Tetapi sejak tadi aku tidak melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi mengerlingkan mata ke arahku. Ia menyentuhnya. Dari atas: Turun. Tangannya halus. Ia tidak bercerita apa-apa. Ia tidak melanjutkan kalimatnya.Aku tersenyum. Paling tidak aku dapat melihat leher yang basah keringat karena kepayahan memijat. Aku pertegas bahwa aku mengendus kuat-kuat aroma itu. Aku tidak tahan. Lalu ia memijat lutut. Aku masih penasaran, ia seperti tanpa ekspresi.




















