Kamu bisa disini dulu kalau kamu mau.Daripada kamu hujan badai nekat”. Tampaknya Chintya memang memiliki pengalaman yang luar biasa dalam hidupnya.Dia banyak bercerita tentang masa lalunya, dan tiba-tiba aku merasakan empati yang sangat dalam, sebuah perasaan seolah tidak terasa lagi ada jarak antara kami. Bokep Hot Bu Chintya sudah tidak malu-malu lagi untuk mengerang. Chintya melumat habis pangkal bola-bolaku, dan melanjutkannya dengan mencumbu area sun hole-ku dengan liarnya. “Katanya kamu buka usaha konveksi ya?” lanjutnya sambil meletakkan cangkir kopi didepanku “Iya bu. “bagaimana? Segera aku kembali menurunkan kepalaku. Dan akhirnya malam itu kulewati dengan duduk bersanding Bu Chintya sambil mendengarkan ceramahnya.Malam minggu, hujan gerimis mulai turun, dan duduk bersanding Bu Chintya. Kini dia berbaring membelakangiku, menghadap sisi dimana televisi LCD 32” itu digantungkan.Dan dengan segenap jiwa, aku mencoba memberanikan diri membuka pembicaraan. Seorang wanita muda yang tak hanya cerdas dan penuh kharisma namun juga cantik dan modis.










