Di dalam perjalanan kami ngobrol dan sambil bersendau gurau.“Pit.., namamu Pipit. Video bokep Mungkin karena sudah mulai akrab aku enggak langsung pulang. “Dia tuh lagi ngurus surat-surat katanya mau ke Malaysia jadi TKW.” lanjutnya. Pipit menatapku.“Mas.. Kamu juga sih..”Setelah itu sambil sama-sama tersenyum aku nekad menarik kedua tangannya yang lembut itu hingga tubuhnya menempel di dadaku, dan akhirnya kami saling berpelukan tidak terlalu erat tadinya. Wajahnya biasa saja, agak mirip Bu Murni, tapi kulitnya putih dan semampai pula. Akupun akhirnya nekat memandang dia juga, dan tak terasa tanganku meraih tangan Pipit, dingin dan sedikit berkeringat. susulin sana, bilang ada Lik Pipit gitu yah..”Ugi pergi menyusul ibunya yang tak lain adalah kakaknya Pipit. Aku bisikin..” kataku sambil menarik lengan dengan lembut. Tapi tidak ada kenikmatan saat itu karena berupa perkosaan yang entah kenapa Pipit memilih untuk memendamnya saja.Begitulah akhirnya kami sering bertemu dan menikmati hari-hari indah menjelang keberangkatan Pipit ke Malaysia.




















