“Maaf ya An, kami tak bermaksud menyakitimu. Bokep Family Nafasku tak beraturan, tapi aku mulai sadar. Saya pikir gila juga mas Edy, masa selagi ada tamu ia nonton BF dengan volume yang cukup keras.Dengan sedikit kesal saya berniat untuk menegurnya, namun ketika tanganku baru membuka tirai pintu ruang keluarga, jantungku berdetak kaget. Praktis hanya kami berdua aja”. Suamiku dan kedua tamu kami masih terus ngobrol.Tengah malam, saya gak tahu jam berapa, saya merasa haus sehingga bangun. Dan, impian tergilanya yang hingga kini belum juga saya penuhi, yakni anal seks, terwujudkan bersama mbak Sally.Aku bingung, apakah mbak Sally teriak kenikmatan karena kemaluan suaminya yang bersarang di vaginanya, atau penis suamiku yang mengerjai duburnya? Awalnya cuma sodokan pelan, namun lama-kelamaan semakin kencang. Kami bertiga udah biasa melakukan ini semenjak kuliah dulu. Baru saja aku terhempas oleh puncak orgasme yang luar biasa, kini aku diserang lagi.




















