“Lo benar-benar sempurna. Bokep Tante Makasih sayang”, aku berbisik lirih, dan langsung melarikan diri.Dan biarpun aku sempat cemas ketika aku sudah dalam perjalanan ke luar kota, beberapa saat kemudian aku kembali dipenuhi hasrat baru. Vaginanya sempit sekali seperti menggenggam penisku. “Brengsek, tidur ke lantai.”
Aku tarik kepalanya sampai menempel ke lantai. Kedengarannya bengis dan kejam. Selanjutnya aku raba- raba vaginanya yang tertutup celana dalam dari belakang, meraba, dan akhirnya menusuk- nusuk dengan jariku.Ini membuat erangan Dhea makin keras sehingga aku harus mengancamnya lagi dengan belatiku. Untung saja semuanya masih dalam keadaan sunyi senyap, dan aku memutuskan untuk masuk. “Kalau aku lepasin tanganku, lo berguling tengkurap dan jangan berisik atau aku potong leher lo.” Aku tentu tidak bermaksud akan membunuh dia, tapi paling tidak itu berhasil bikin Dhea ketakutan. Aku balik lagi badannya, karena aku tahu aku lebih mudah ngerjain Dhea lewat depan. Kamar tidur orang tua Dhea ada di lantai dasar. Dengan pantat masih nungging ke atas aku tekan punggung Dhea dengan tanganku sehingga
