Kulepas kaosnya dan dibantu dia sehingga sekarang setengah telanjang dia. Ibu tukang pijat mendekat dan mengatakan maaf serta mohon ijin untuk mulai pemijatan. Bokeb Rudalku telah menghunjam ‘vegi’nya yang telah banjir itu. Sensasi kimiawi dari surga telah mengurasku menuju keletihan. Serr. Untuk urut dipakailah cream agar licin.Begitu sampai menuju paha tiba-tiba kudengar suaranya..“Den, maaf CD-nya dilepas saja biar nggak kotor kena minyak. Tidak menarik. Tangan kananku semakin dibasahi dengan banyak cairan. Sudahh mauu.. Sip. Ah beginilah nikmatnya masih bujangan (sebagai lelaki berusia 35 aku jelas termasuk telat menikah, hehe biarin masih enak sendiri kok), waktu masih bisa diatur sesuka hati. Setelah kedua sisi paha luar selesai baru dilanjutkan dengan paha dalam. Sedikit down. Tanpa banyak buang waktu langsung aku tengkurap di atas ranjang. Tapi ternyata pikiranku sudah mulai melantur membayangkan nikmatnya ketika badan yang pegal hebat ini akan mendapatkan terapi pijat yang pasti akan memanjakan urat dan saraf-saraf yang telah mulai menuntut untuk dirilekskan sejak beberapa hari ini.




















