Obrolan di telepon membuat pikiranku bertambah jorok. Benar-benat lezat. XNXX Jepang Apapun yang kamu mau….” “Aa…aa…aku… tidak berani…” jawabku terbata-bata. Dengan ganas aku menyedot-nyedot puting payudaranya yang kini mengeras dan membengkak. Batang kemaluanku yang tadinya mulai agak kendor karena aku ketakutan, kini kembali menegang keras. Aku kini benar-benar tidak tahan lagi untuk menyetubuhi Tanteku. “Vaaan, kamu udah gede sekarang….,” bisik Tante Ning. (Waktu itu belum ada HP). Dengan ganas aku menyedot-nyedot puting payudaranya yang kini mengeras dan membengkak. Wajahnya sih relatif, tapi menurutku lumayan manis. Aku menjadi telanjang bulat.“Oohhh…. Wajahnya semakin dekat, aku jadi semakin tidak berani mengangkat wajah. Selama di Jakarta, dia tinggal di rumah kami. Aku tidak tahu bagaimana ekspresi Tante Ning waktu itu, karena aku tetap belum berani melihat wajahnya, tetapi yang jelas dia malah memijit-mijit tonjolan batang kemaluanku yang tentu saja jadi semakin keras.“Tante… aku…” Aku semakin tidak enak hati, sementara nafsuku semakin tinggi.















