“Sudah ngopi, Zainal?”, tanyanya. Vidio Porno Kupandangi meja disebelahku yg penuh dengan botol-botol aqua, beberapa makanan kecil, dan kantung-kantung plastik yg tak ada isinya. Kucoba berputar-putar di sekitar teras. Kedua tanganku turut andil dengan segera menarik kedua pinggulnya agar liang kenikmatannya dapat segera kuterobos dengan juluran lidahku. Mungkin karena malu Indah segera melepaskan cubitannya. Tiba-tiba aku merasakan sebuah rasa kesepian menyelinap masuk dalam hatiku padahal sejak lama aku terbiasa bepergian jauh seorang diri bahkan dengan jangka waktu yg lebih lama dari ini, tapi kali ini beda. emangnya kenapa Mbak?”, tanyaku
“Sudah jam berapa ini? “Tadi malam tangan kiri, sekarang kanan, Mbak kok suka sekali nyubit sih!”, keluhku. Setelah melahap 3 potong roti, aku bertanya padanya,
“Dari mana saja Mbak kok dapat roti enak?”
“Tadi aku silaturahmi ke tempat saudara-saudara dan pulangnya dibawain ini”, jawabnya. Kemudian aku mengambil semua berkas dan catatan tentang pekerjaanku dari dalam tas dan meletakkannya diatas meja.




















