Bu Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Sex Bokep Bu Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku. Tapi ia menepis tanganku.“Hanya lidah, Bay..Ok?” Aku mengangguk. Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak bisa bergerak. Bayu.. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi rambut-rambut halus yang agak kehitaman. Jika kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Hembusan nafasku ternyata membuat rambut-rambut itu meremang.“Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Lalu telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sehingga aku menunduk kembali. Kedua bibirku kubenamkan sedalam mungkin agar bisa langsung menghisap dari bibir kemaluannya yang mungil.“Bayu… Hisap Bayu…..”Aku tak tahu apakah desahan Bu Lia bisa terdengar dari luar ruang kerjanya. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Aku hanya peduli dengan lendir yang bisa kuhisap dan kutelan.




















