Dua kali dalam seminggu, aku selalu datang ke club itu. “Boleh saya lihat ” ujarku meminta ijin. Bokep Rusia Meskipun kondisi tubuhku dijaga, dan menu makanankupun terjamin gizinya, tapi batinku semakin tersiksa. Aku sempat memberinya sebuali kecupan kecil dibibirnya, sebelum memejamkan mata. Dan tidak sepeserpun uang yang diberikannya itu aku gunakan. Bahkan jari-jari kukunya yang tajam dan runcing mulai mengkoyak kulit punggungku. “silakan kalau bisa.”Waktu di kampung aku sering bantu-bantu paman yang buka bengkel motor. “Okh, aah..!”Nyonya Wulandari melipat kedua kakinya di belakang pinggangku. Tiga atau empat hari lagi, aku pasti sudah tidak sanggup lagi bertahan. Bahkan Nyonya Wulandari sendiri tidak tahu. Tapi namanya di kampung, jarang orang yang punya motor. Keputusasaan mulai menghinggapi diriku. Itupun hanya sekali saja dalam sehari.Di bawah kerindangan pepohonan, aku memperhatikan mobil-mobil yang berlalu lalang. Semuanya aku simpan di bank. Aku bangkit berdiri dan melangkah menghampiri. Dan tidak sepeserpun uang yang diberikannya itu aku gunakan. Dan semuanya sudah terisi oleh pembantu yang bekerja di rumah ini.




















