anu abang bisa masuk ke anu saya.. ahssss,” Kristin berusaha menjejak kaki ke lantai agar tuuhnya terdorong ke atas dan penis itu lepas dari vaginanya, tapi keadaan tak berubah, ikatan lakban mengancing bagian pinggang mereka membuat Kristin tak mungkin menaikkan tubuhnya.“Akhhss.. Bokeb ouhsss..,” Partodi kemudian melepaskan ikatan tangan Kristin tapi membiarkan ikatan di pinnggang mereka tetap seperti semula.“Iyaahh banghh.. Tubuhnya menegang merasakan kontraksi otot vaginanya berkedutan intens mengantar kenimatan puncak.“Aghh… ahhh… yehh… buhhh… akhhsss uhhh…mmmpphhh..,” Partodi membenamkan seluruh penisnya ke vagina Kristin dan melepas spermanya croott…crottt …menyembur dinding rahim Kristin ..sambil bibirnya langsung melumat bibir Kristin. Gerakan itu membuat bibir vaginanya yang sudah menjepit ujung penis Partodi menelan setengah penis itu.Partodi agak hitam kulitnya, tapi wajahnya manis seperti artis Anjasmara, dan badannya kekar. Tapi perasaan itu terkubur lantaran takut yang dirasakannya melihat kawanan rampok bersenjata itu.Sekitar tiga menit berbaring berhadapan seperti itu, Kristin melihat lelaki di depannya berhasil membuka lakban di mulutnya setelah beruang keras mendorong lakban itu dengan lidahnya.“Tenang bu..




















